Oleh: Mahirotus Sofa
Umah Ramah berkolaborasi kembali dengan pesantren. Kali ini dalam kegiatan Pembekalan Siswi Akhir KMI dengan tema “Pengembangan Potensi Diri bagi Remaja” di Pondok Pesantren Modern Al-Muqoddas 2 Putri pada Rabu, 15 Mei 2025. Sebanyak 19 santri perempuan semester akhir turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Dalam pemaparannya, Direktur Umah Ramah Asih Widiyowati menekankan pentingnya bagi remaja untuk mulai membekali diri dengan mengembangkan potensi diri, salah satunya adalah dengan berani mencoba berbagai hal.
“Ingat ya, kunci mengenali potensi diri adalah dengan mencoba berbagai hal. Coba saja sampai teman-teman merasa, ‘Oh, ini titik aman saya sepertinya,’ lalu kulik lebih dalam,” katanya
Selanjutnya, Asih menyoroti tentang perkembangan teknologi saat ini. Kondisi ini terlihat dari semakin banyaknya robot dan kecerdasan buatan (AI) yang telah dimanfaatkan untuk mengganti tenaga manusia dalam berbagai sektor. Hal ini tentu sangat berdampak terhadap kita, yang dibuktikan dengan bertambahnya angka pengangguran setiap harinya.
Oleh karena itu, generasi muda yang pada akhirnya akan menjadi generasi selanjutnya pun dituntut untuk inovatif dan adaptif dalam menghadapi perubahan yang ada, khususnya di bidang teknologi. Di samping itu juga dia mengingatkan untuk para remaja agar tidak terlalu terlena dengan segala kemudahan yang ada, tetapi tetap berupaya mengasah kemampuannya dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan ke depannya.
Setelah materi selesai disampaikan, salah seorang santri bertanya tentang kekhawatirannya tentang kehidupan di luar pondok. Bagaimana kalau saat sudah tidak berada di pondok dia tidak dapat menemukan teman yang baik, dia khawatir akan terbawa arus yang kurang positif.
“Ketika kita merasa diri ini baik, kita akan berharap bertemu dengan orang yang baik, tapi harus diingat semua manusia itu tidak sama, kalau berharap demikian kita akan kecewa. Padahal mungkin saja kita dapat pelajaran penting di balik itu. mungkin kita bisa belajar, kan kita tidak bisa memaksa orang semua harus suka sama kita. Tetap baik, berusaha baik, kalau misal dia tidak baik ya sudah itu bukan urusan kita. Tapi insya Allah kalau kita baik kita akan dipertemukan dengan yang baik,” jelas Asih.
Sebagai penutup, Asih berpesan kepada para siswi untuk tidak takut dengan kegagalan, dengan melihat kegagalan sebagai sesuatu yang biasa terjadi dalam hidup. Justru kegagalan dapat menjadi bahan evaluasi, momen jeda untuk melakukan langkah berikutnya. []