UR Berbagi Pengetahuan Jurnalistik dengan Mahasiswa UIN Cirebon

First slide

12 Juni 2025

Laporan: Asih Widiyowati

Derasnya arus informasi tak terbendung membanjiri media sosial menjadi keresahan tersendiri bagi mahasiswa di Kampus UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. Himpunan Mahasiswa Hukum Ekonomi Syari’ah (HIMAHES) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon berkolaborasi dengan Umah Ramah mengadakan Bimtek Jurnalistik dan Desain Grafis dengan tema “Membentuk Jurnalis Muda, Membangun Skill, dan Kreativitas di Era Digital” pada Selasa, 10 Juni 2025 di Auditorium FKDI.

Bimtek diikuti 50 mahasiswa dan mahasiswi UIN SCC yang mendaftar lewat google form. Jahid Ihya Ulumudin, ketua pelaksana dari departemen jurnalistik mengatakan bahwa tujuan dari Bimtek adalah membentuk generasi muda yang mempunyai skill jurnalistik. “Agar tercipta generasi muda yang memiliki skill jurnalistik yang bagus berkembang, inovatif dan kritis diera digital,” katanya

Peserta terlihat antusias dengan mencermati dan mendengakan dengan serius pemaparan yang disampaikan narasumber terkait jurnalistik dasar. Mereka duduk di kursi masing-masing dengan antusias.

Pegiat Umah Ramah, Abdul Rosyidi, sebagai pemateri pada acara tersebut menyampaikan tentang dasar-dasar jurnalistik. Para peserta dibekali dengan prinsip-prinsip dasar jurnalistik dan bagaimana proses jurnalistik dari pengumpulan data hingga publikasi.

Selain itu, pemateri juga menyampaikan bahwa dalam menjaga prinsip jurnalistik, para jurnalis seringkali menghadapi masalah dalam mempertahankan independensi, baik dari narasumber, dari tarikan kekuasaan, maupun pemilik media.

“Ketika jurnalis kehilangan independensinya maka hilanglah ruh dia sebagai jurnalis. Kita bisa lihat banyak jurnalis mulai kehilangan itu karena pemilik media menjadi partisan. Hari ini independensi itu sangat mahal,” tuturnya.

Independensi seorang jurnalis, menurutnya, bukanlah sikap yang bebas nilai, akan tetapi keberpihakan kepada kepentingan publik. “Jadi independen itu bukan tidak memihak, tetapi harus memihak. Dalam hal ini memihak kepentingan publik, bukan kepentingan kekuasaan.

Dalam sesi tanya jawab ada beberapa pertanyaan yang disampaikan salah seorang peserta. Dia bertanya bagaimana membedakan antara berita yang benar dan berita bohong (hoaks)? Apakah konten kreator juga disebut sebagai jurnalis? Lalu apa bedanya jurnalis dan reporter.

Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta, Rosyidi menegaskan bahwa dunia jurnalistik hari ini penuh tantangan. Di era digital, kita banyak disuguhi berita bohong (hoaks), misinformasi, dan media-media massa kita banyak yang membuat berita dengan mengutamakan clickbait.  

“Jurnalistik akan mati jika jurnalisnya tidak lagi setia pada tuan mereka, yakni rakyat jelata,” pungkasnya. []

Share to :