Di LPK Hana, UR Berbagi Seni Memahami Diri

First slide

6 September 2024

Laporan: Mahirotus Sofa

Berbeda dari undangan biasanya, kali ini Umah Ramah mendapat kesempatan untuk memberikan penguatan tentang kesehatan mental di LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) Hana Cirebon pada Rabu, 4 September 2024.

Sambil duduk melingkar di lapangan futsal, Direktur Umah Ramah Asih Widyiowati memaparkan pengetahuan tentang “Seni Memahami Diri Sendiri” kepada sekitar enam puluh orang muda darilembaga tersebut.

Nani, salah satu guru bahasa Korea di LPK Hana menyampaikan keresahannya tentang beberapa peserta yang terkadang berselisih paham. Konflik tersebut berpengaruh ke kepercayaan diri mereka sendiri.

“Selain mengajar saya sering jadi tempat cerita peserta LPK. Ada saja pertikaian antar peserta. Beberapa kerap overthinking dan tidak percaya diri. Makanya saya mau anak-anak mendapat pemahaman tentang mental health agar mereka bisa lebih percaya diri dan kuat secara mental sebelum masing-masing kerja di Korea ataupun Jepang,” ucapnya.

Dalam pengantarnya, Asih tidak langsung menyampaikan tentang apa itu mental health, tapi ia mengawali pemaparannya tentang memahami dan mengenali diri. Tentang apa yang membuat kita bahagia saat sedang sedih, bagaimana cara kita menaikkan mood yang seringkali naik turun, dan bagaimana cara kita mengekspresikannya.

“Kebahagiaan kita tidak bergantung kepada orang lain, karena yang tahu bahagiamu adalah dirimu sendiri. Sesederhana misalnya saat kita makan seblak, mendengarkan musik, memasak, dan sebagainya,” ungkapnya.

Usai pemaparan materi, salah satu peserta mengajukan pertanyaan, tentang bagaimana mengelola emosi yang tidak stabil.

Namun Asih tidak langsung menjawab, ia menanyakan balik apa yang dilakukan peserta ketika sedang emosional. Ada yang menjawab diam, bercerita ke teman dekat, sampai ada yang ketika emosi itu datang mereka menyalurkannya dengan membersihkan WC.

Menurutnya mengelola emosi dapat dilakukan dengan cara apa saja, tapi jangan sampai emosi itu disalurkan ke orang lain. Hal itu bukannya menyelesaikan masalah itu justru bisa menambah masalah. Apalagi jika sudah berada di negeri orang, yang kemungkinan tekanan yang didapat pun akan jauh lebih besar. []

Share to :