Umah Ramah Berikan Materi Kekerasan Seksual di STIT Buntet

First slide

29 September 2023

Oleh: Prasetyo Aditya

Umah Ramah kembali mendapat undangan untuk berbagi pengetahuan seputar isu kekerasan seksual dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), pada Rabu, 27 September 2023. Kegiatan bertajuk “Membangun Budaya Akademik dalam Budaya Kepesantrenan” ini diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren Cirebon.

Sebanyak kurang lebih 30 orang hadir dalam kegiatan ini. Sesuai nama kegiatan, peserta seminar yang hadir berasal dari kalangan mahasiswa baru di STIT Buntet Pesantren Cirebon.

Direktur Umah Ramah, Asih Widiyowati menyampaikan sejumlah materi terkait isu kekerasan seksual, meliputi: pengertian kekerasan seksual, bentuk kekerasan seksual, serta dampak kekerasan seksual.

Usai pemaparan materi, sejumlah peserta mengajukan pertanyaan, salah satunya menanyakan kenapa kekerasan seksual masih terjadi pada perempuan yang sudah mengenakan pakaian tertutup.

“Kekerasan seksual dapat terjadi pada siapa saja, tanpa melihat pakaian apa yang dikenakan. Perempuan yang berpakaian apa pun bisa menjadi korban kekerasan seksual,” jelas Asih.

Asih juga menjelaskan, meskipun pakaian bukanlah penyebab terjadinya kekerasan seksual akan tetapi kebanyakan masyarakat masih menyalahkan cara berpakaian perempuan.

“Ini terjadi karena dalam konstruksi masyarakat yang timpang, perempuan akan selalu disalahkan. Belum lagi di tengah masyarakat yang terus menormalisasi kekerasan seksual. Penormalan itu lama kelamaan menjadi budaya perkosaan,” tambahnya.

Penormalan kekerasan seksual biasa terjadi dengan menganggap kekerasan seksual sebagai tindakan biasa saja. Misal, bentuk kekerasan seksual seperti pelucahan (cat calling), candaan seksis, colak-colek, atau menggoda orang lewat, sudah terlalu dianggap lumrah. Saat itu semua terjadi, masyarakat menganggapnya bukan masalah serius.

“Orang sering merespon kekerasan seksual dengan cuek dan biasa saja. Ah, itu sudah biasa, hanya pelecehan biasa. Padahal, tindakan-tindakan yang dianggap kecil itu dapat menciptakan iklim dimana kekerasan seksual yang lebih besar terjadi,” tandasnya. []

Share to :