Laporan: Napol Riel
Para peserta Sekolah Sudhamala Angkatan Ketiga Tahun 2024 memulai proses belajar bersama pertamanya pada Sabtu, 14 September 2024 kemarin. Kali ini, Umah Ramah menerima sebanyak 10 peserta terpilih, 8 perempuan dan 2 laki-laki.
Penanggung Jawab Sekolah Sudhamala, Abdul Rosyidi menyambut dan memberi selamat kepada penerima beasiswa peserta terpilih. Dia pun menceritakan bagaimana Umah Ramah berdiri untuk memulai pergerakan sampai kemudian mengadakan Sekolah Sudhamala.
“Pada awal Umah Ramah, bersama NAPIESV kami belajar dengan membaca dan melakukan penelitian, baik pustaka maupun lapangan. Kami juga belajar langsung kepada Ibu Nina Jusuf untuk memproses diri dan mengalami pengetahuan-pengetahuan tentang seksualitas dan kekerasan seksual,” katanya.
Dari proses belajar, penelitian, menemani dan mendengarkan orang yang mengalami kekerasan seksual, serta kegiatan lainnya, Umah Ramah memeroleh sedikit pengetahuan dan pengalaman. Dari sanalah kemudian muncul ide untuk menuliskan pengetahuan tersebut dan memberikan pelatihan secara terpadu sebagai bagian dari upaya untuk menyebarkannya kepada masyarakat.
“Dimulai pada tahun 2023, kami terpikir bahwa pengetahuan-pengetahuan ini penting untuk disampaikan ke teman-teman secara lebih intensif. Makanya ya sudah, bismillah, kita mulai bikin pelatihan terpadu, Sekolah Sudhamala namanya,” imbuhnya.
Secara garis besar sekolah ini akan memberikan materi tentang “seks, gender, dan seksualitas”; “memahami kekerasan seksual lebih dalam”; “interseksionalitas”; “seluk beluk trauma”; dan “seni mengurai dari dalam diri”.
“Tapi yang kita kejar itu bukan penguasaan pengetahuan kognitifnya, melainkan proses berkesadaran,” tambahnya lagi.
Direktur Umah Ramah, Asih Widiyowati, menyampaikan sambutannya sekaligus secara simbolis membuka proses belajar peserta Sekolah Sudhamala di pertemuan pertama.
“Semoga dalam berproses di Sekolah Sudhamala nanti kita benar-benar satu sama lain bisa menjadi ruang, baik bagi diri kita sendiri atau pun orang lain. Tapi utamanya bagi diri kita sendiri,” katanya.
Menurut Asih, kenapa Umah Ramah membuat Sekolah Sudhamala sebab ingin membuat pergerakan agar kekerasan seksual bisa dipahami dengan benar. Dengan memahaminya secara baik, ia bisa dicegah dengan tepat.
“Kami berharap tidak selesai hanya pada kami. Begitu juga setelah ini, pemahaman tidak selesai pada teman-teman. Tapi diteruskan ke yang lain,” lanjutnya.
Pada pertemuan pertama, tiap peserta dan tim Umah Ramah memperkenalkan diri, menyepakati proses belajar, serta mengungkapkan harapan dan kekhawatirannya masing-masing. Terakhir, setiap peserta menceritakan isi esai reflektif yang ditulisnya saat mendaftar diikuti dengan respon dari peserta lainnya.
Sekolah Sudhamala tahun ini akan terus berlanjut pada setiap Sabtu (seminggu sekali) hingga awal November 2024. []