Oleh: Farhan Al Farish ***
Selain sebagai pemersatu, Pancasila merupakan ideologi dan falsafah bangsa. Pancasila mempunyai nilai-nilai yang patut kita renungkan untuk menjadi panduan menjalani hidup berbangsa, termasuk dalam mengurai dan menyelesaikan masalah kekinian di tengah masyarakat. Sehingga salah satu momen penting bagi kita yakni Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober 2023 tidak berakhir hanya pada sebatas perayaan dan upacara.
Salah satu masalah yang cukup krusial dan mencuri perhatian saya adalah masih seringnya terjadi kekerasan seksual. Masalah ini menurut saya bukanlah masalah sederhana. Sebagai anak muda tentu saja merasa cukup terganggu karena bagaimana bangsa ini mau maju, jika anak-anak mudanya mempunyai masalah-masalah mental dan trauma akibat kekerasan seksual?
Kekerasan seksual, dalam segala bentuknya, adalah salah satu ancaman yang tak kenal batas. Setiap harinya, ribuan orang, terutama perempuan dan anak-anak, menjadi korban. Data statistik yang mencengangkan menggambarkan besarnya masalah ini di Indonesia. Meskipun ada upaya dari berbagai pihak, permasalahan ini masih belum terselesaikan sepenuhnya.
Kekerasan seksual adalah gejala sosial yang kompleks, dipengaruhi oleh perubahan sosial dan budaya. Media, teknologi, dan perubahan norma sosial telah berperan dalam mengubah cara kita memandang masalah ini.
Pemerintah dan berbagai organisasi telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekerasan seksual. Namun, masih ada banyak tantangan dalam menghadapi masalah ini, seperti rendahnya laporan kasus, penegakan hukum yang kurang efektif, dan stigma sosial terhadap korban. Kebijakan yang lebih kuat dan perubahan dalam budaya masyarakat diperlukan untuk mencapai kemajuan yang signifikan.
Dalam mengatasi kekerasan seksual, salah satu caranya kita bisa merenungkan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai seperti gotong royong, persatuan, dan keadilan adalah landasan yang kuat untuk membantu korban dan menghentikan pelaku melakukan aksinya. Dalam semangat Pancasila, kita harus bersatu dalam memerangi kekerasan seksual, mengutuknya sebagai tindakan yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), dan memberikan dukungan kepada korban.
Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga memainkan peran penting dalam menghidupkan nilai-nilai Pancasila. Dengan edukasi yang tepat, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang memahami pentingnya menghormati hak dan martabat setiap individu.
Pendidikan memegang peran penting dalam meneguhkan kesaktian Pancasila dalam konteks permasalahan kekerasan seksual. Sekolah dan lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga mendidik siswa tentang nilai-nilai moral dan sosial. Oleh karena itu, penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan sangat penting.
Program pendidikan yang menyertakan pelajaran tentang Hak Asasi Manusia, kesetaraan gender, dan pencegahan kekerasan seksual dapat membantu generasi muda memahami pentingnya menghormati martabat setiap individu, tanpa kenal apapun jenis kelaminnya. Lebih dari itu, mereka akan memahami bahwa kekerasan seksual adalah tindakan yang tidak dapat diterima dalam masyarakat yang adil dan beradab.
Selain dari pendidikan formal, kesadaran masyarakat adalah kunci dalam meneguhkan kesaktian Pancasila dalam mengatasi kekerasan seksual. Kampanye-kampanye kesadaran yang didukung oleh Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan individu dapat membantu mengubah pandangan masyarakat terhadap masalah ini. Melalui media sosial, seminar, dan forum diskusi, kita dapat terus mendiskusikan permasalahan kekerasan seksual dan menekankan betapa pentingnya menciptakan lingkungan yang aman bagi semua.
Dalam permasalahan kekerasan seksual yang masih belum terpecahkan sepenuhnya, kesaktian Pancasila dapat menjadi pilar kuat yang membimbing kita menuju hari esok yang lebih baik. Semangat gotong royong, persatuan, dan keadilan yang terkandung dalam Pancasila harus menjadi dorongan bagi kita untuk berjuang bersama melawan kekerasan seksual. Melalui pendidikan dan kesadaran masyarakat yang kuat, kita dapat merubah paradigma sosial dan mencapai Indonesia yang lebih aman, adil, dan maju bagi semua warganya.
Kita memiliki tanggung jawab bersama untuk mengakhiri kekerasan seksual di negara ini. Dengan merenungkan dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila seperti di atas, saya mempunyai harapan dan optimisme terhadap masa depan bangsa Indonesia yang bebas dari kekerasan seksual, adil, aman, dan sejahtera bagi semua warga negara. []
*** Penulis adalah mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon, santri Pondok Pesantren Kempek-Cirebon, dan alumni Pelatihan Seksualitas dan Pencegahan Kekerasan Seksual yang digelar Umah Ramah pada Tahun 2022.