Oleh: Siti Jubaidah
Umah Ramah bersama National Organization of Asians and Pacific Islanders Ending Sexual Violence (NAPIESV) menyelenggarakan diskusi terbatas “TUNTAS: Terbuka Ngobrolin Seksualitas” pada Selasa-Rabu, 15-16 November 2022. Diskusi diikuti 17 orang peserta yang merupakan para pegiat Umah Ramah, perwakilan NAPIESV dan para peserta dari komunitas lainnya di Cirebon.
Pada sesi pertama di hari pertama, Ibu Nina Jusuf dari NAPIESV memberikan penjelasan tentang seksualitas dan kekerasan seksual. Apa itu seksualitas dan bagaimana keterkaitanya dengan kekerasan seksual? Dijelaskan juga tentang penamaan-penamaan yang kurang tepat serta normalisasi kekerasan seksual di masyarakat. Pada sesi ini, peserta bertanya tentang kekerasan seksual yang terjadi di kampus. Mereka juga berbagi pengalaman menjumpai dan menyelesaikan kasus kekerasan seksual.
Pada sesi berikutnya, yakni sesi kedua hari pertama, peserta diajak untuk memilih satu kartu tertutup secara acak dengan topik yang sudah ditentukan oleh Tim Umah Ramah. Topik-topik tersebut adalah “kesehatan reproduksi”, “trauma”, “seksualitas”, dan “kekerasan seksual”. Hasilnya, tiga atau empat orang memilih topik yang sama. Satu per satu peserta kemudian membuka kartu yang dia pilih. Mereka kemudian membagikan pengalaman dan pemahamannya tentang tema sesuai dengan kartu yang mereka pilih.
Pada sesi ketiga hari kedua, peserta berefleksi dan bercerita tentang pengalaman hidup. Mereka menceritakan kejadian yang menyakitkan dan memaknai ulang kejadian tersebut. Ada yang sedang berusaha berdamai, sudah berdamai, masih mencari jawaban, bahkan ada yang masih berjuang dan mencari makna.
Pada sesi itu, tidak semua peserta membagi kisah hidupnya. Hanya yang berkenan saja. Sesi ini membantu peserta mengenali rasa diri, luka, dan traumanya yang kemudian disebut sebagai “menziarahi diri”. Sebuah proses menyakitkan yang mau tidak mau harus dilewati, diterima, dan dirasakan. ***